Minggu, 25 Mei 2014

TULISAN, Kandungan nilai dan makna lagu wajib Bangun Pemudi Pemuda









  Kandungan nilai dan makna lagu wajib Bangun Pemudi Pemuda

Dalam lagu karangan Alfred Simanjuntak ini tersirat harapan dan cita – cita bangsa yang harus di junjung tinggi oleh pemuda Indonesia. Untuk lebih memahami makna dan nilai yang di kandung dari lagu ini lebih jelas dan terperinci, mari kita uraikan lirik demi lirik.

  • Bangun pemudi pemuda Indonesia : Ungkapan atau keinginan serta harapan dari para pejuang dan para pahlawan terhadap pemuda dan pemudi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Mereka ingin pemuda pemudi Indonesia bangkit saat keterpurukan datang.
  • Lengan bajumu singsingkan untuk negara : Jangan malas! Jangan ragu untuk melakukan sesuatu, selama hal itu tak merugikan orang lain dan diri sendiri. Jangan gengsi alias malu! Bersikaplah PeDe alias percaya terhadap diri sendiri.
  • Masa yang akan datang kewajibanmulah Masa depan bangsa tertumpu pada pundak pemuda. Tugas pemuda untuk mengharumkan nama bangsa dan negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Menjadi tanggunganmu terhadap nusa : Kalimat ini diulang sampai dua kali. Ini menekankan bahwa tanggung jawab pemuda yang sangat besar terhadap negara.
  • Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas : Hendaknya sikap dan sifat yang tercermin adalah sikap dan sifat yang mulia. Sikap dimana pemuda itu tidak mudah putus asa, jujur dan ikhlas untuk menjalani kehidupan.
  •  Tak usah banyak bicara trus kerja keras :Jangan hanya berniat yang ditunjukkan hanya dengan kata – kata, tetapi buktikan itu dengan suatu tindakan nyata.
  • Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih : Berpegang teguh pada pendirian, jangan mudah digoyahkan sesuatu yang belum jelas informasinya. Saat ada sesuatu yang menghalang dan menghadang, jangan terburu – buru dan gegabah dalam mengambil tindakan.
  • Bertingkah laku halus hai putra negri Kalimat ini adalah dua lirik terakhir di bait kedua. Sama seperti bait pertama, bait kedua juga mengulang liriknya sampai dengan dua kali. Berarti hal ini sangat – sangat ditekankan. Intinya yaitu harapan agar para pemuda mempunyai akhlak, pendirian, sikap dan sifat yang baik, jangan kasar!

TULISAN , TENTANG SAYA



SAYAAA.......... :)

TENTANG SAYA…..SIMAK YUUU…

SAYA LAHIR DIJAKARTA TEPATNYA TANGGAL 23 SEPTEMBER 1993. SAYA MEMPUNYAI SAUDARA KANDUNG 1 YANG SEKARANG UMURNYA 5 TAHUN , JARAK ANTARA SAYA DAN ADIK SAYA SANGATLAH JAUH TENTU SAJA DARI UMUR SAYA DAN ADIK SAYA JAUH MAKA SAYA TIDAK BISA BERBAGI RASA SEDIH SENANG DAN LUKA KEPADA ADIK SAYA. SEBELUMNYA SAYA MERASA SENANG KARENA MUNGKIN SAYA ANAK SATU-SATUNYA (TUNGGAL) TETAPI ALLAH MEMBERIKAN SAYA ADIK . DISAMPING ITU SAYA BERSYUKUR KARNA MEMPUNYAI ADIK YANG LUCU,GEMUK DAN MENYENANGKAN TERKADANG BIKIN SAYA KESAL.

TERIMAKASIH SUDAH MAU MEMBACA SEMOGA TERKESAN :)

TULISAN , LEGENDA PUTRI DUYUNG

LEGENDA PUTRI DUYUNG





PUTRI DUYUNG

Legenda Duyung, Makhluk Setengah Manusia Setengah IkanSelama ribuan tahun duyung telah menjadi legenda. Dipercaya sebagai perwujudan makhluk setengah ikan setengah manusia. Dari belahan bumi barat hingga timur, utara dan selatan. Kisah-kisah duyung mewarnai khazanah mitologi dan misteri dari lautan.Berdasarkan legenda duyung adalah makhluk air yang setengah tubuhnya manusia dan setengah lagi ikan. Bagian pinggang ke atas biasanya berbentuk tubuh perempuan cantik dan pinggang ke bawah tertutup sisik seperti ekor ikan besar. Kisah mengenai duyung ini hampir sama atau serupa di belahan bumi mana pun, karena itu ia menjadi klegenda yang universal.
Legenda Duyung Mitologi Yunani

Ditinjau dari mitologi Yunani, duyung dipercaya sebagai si cantik penggoda pelaut. Siapa yang tergoda rayuan sang duyung ia akan menemui ajalnya. Namun masyarakat Babilonia menganggap duyung sebagai dewa laut yang disebut sebagai Ea atau Oannes. Namun duyung ini adalah jantan.Mitologi kuno lain (Yunani dan Romawi) juga menyebut bahwa duyung adalah makhluk yang menyertai dewa-dewa laut semacam Poseidon, Neptune dan Triton. Duyung-duyung ini umumnya berupa makhluk bertubuh perempuan dengan paras cantik jelita, berdada montok, bercahaya, namun dari pinggang ke bawahnya seperti ekor ikan.Duyung pertama kali muncul dalam mitologi di Assyria (1000 SM).

Atargatis, ibu dari ratu Assyria, Semiramis, adalah dewi yang mencintai seorang gembala namun kemudian ia membunuhnya karena cintanya ditolak. Merasa malu ia melompat ke dalam danau dan berubah menjadi ikan. Dalam transformasi menebus malu ia berubah menjadi duyung.Lalu pada masa 500 SM, kisah duyung terdengar lagi dari seorang filsuf dari Ionia (wilayah Yunani) bernama Anaximander. Ia berpendapat bahwa manusia berasal dari satu spesies hewan air. Teori ini kemudian disebut sebagai evolusi hewan air ke manusia. Pendapatnya ini di-anggap sebagai pembenaran bahwa duyung adalah hewan air yang sedang berevolusi menjadi manusia.Begitu populernya duyung ini, sehingga tercantum dalam perkamen dan naskah-naskah tua. Bahwa dalam catatan Alexander the Great, sang penguasa Macedonia, (356-323 SM) kisah duyung juga terselip di sana. Saudara perempuan Alexander bernama Thessalonike disebutkan berubah menjadi duyung setelah kematiannya.

Legenda dan kisah duyung ini tersebar ke mana-mana. Dikisahkan oleh para pelaut dan penjelajah samudera. Umumnya duyung digambarkan sebagai perempuan cantik berekor ikan, berambut panjang, bersuara merdu, suka berjemur di karang dan tepi pantai. Namun tak ada bukti pasti mengenai eksistensinya. Kecuali pertinggal dalam bentuk sketsa kuno dan tergambar di mata uang kaum Corinthian (Yunani).Namun ada sebuah buku bertahun 1718 yang terbit di Amsterdam Belanda, yang mengupas soal kehidupan aneka satwa di Samudera Hindia. Buku ini dilengkapi artikel deskripsi, aneka sketsa dan gambar. Dalam buku ini ada satu catatan detail soal duyung:“Ada monster berwujud wanita setengah ikan, tertangkap di perairan Amboyna (gugus kepulauan Maluku, Indonesia).Berdasarkan pengukuran memiliki tubuh sepanjang 59 inci (147,5 cm), bentuknya mirip belut laut (moa). Makhluk ini hanya bertahan hidup selama 103 jam (4,5 hari) setelah ditangkap, dan mati di akuarium. Selama pengurungan diberi makan ikan-ikan kecil dan hasil laut lainnya, namun ia tidak merespons makanan tersebut.

”Agaknya duyung memang masih misteri. Dipercaya ada, namun bukti yang terlihat sampai kini tak pernah pasti soal wujud duyung yang ada legenda. Para ahli bahkan menyimpulkan bahwa kemungkinan duyung itu adalah mamalia air yang dikenal sebagai dugong, manatee dan sea cow (Sapi laut), yang disalahtafsir oleh pelaut masa lalu.Dongeng Duyung yang TersohorWalau sempat ditakuti oleh banyak pelaut, ternyata kisah soal duyung justru menarik pula bagi anak-anak. Satu dongeng tentang duyung yang terkenal adalah buah karya pendongeng dunia Hans Christian Andersen.

Karya Andersen yang berjudul “The Little Mermaid (1836)” menjadi satu dongeng paling populer soal duyung dan sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bahkan kisah ini sudah difilmkan dalam versi kartun dengan judul yang sama oleh Walt Disne, namun dengan sedikit pengubahan di bagian akhirnya.Versi asli Andersen, mengadaptasi kisah yang menjadi patron tentang duyung yang selalu berakhir dengan kesengsaraan. Berkisah soal duyung yang terobsesi dengan kehidupan di darat dan tertarik pada seorang pangeran. Untuk bisa berubah menjadi manusia ia harus rela kehilangan suaranya (bisu). Namun setelah menjadi manusia, sang pangeran tak membalas cintanya karena ia bisu. Akhirnya sang duyung tak bisa menikmati hidup dan berputus asa.


Legenda Duyung Mitologi Jepang
Ada banyak kisah duyung dari Jepang, namun kisah yang satu ini berbasis pada legenda kuno 1.400 tahun lalu. Satu kisah yang berasal dari kisah kepercayaan Shinto di Kota Fujinomiya dekat kaki Gunung Fuji, Jepang.

Untuk mengenang dongeng Hans Christian Andersen yang tersohor ini, patung Little Mermaid dibangun di pelabuhan di Copenhagen, Denmark. Patung itu menjadi icon kota pelabuhan itu. (berbagai sumber).

Di salah satu Kuil Shinto di Fujinomiya tersimpan sebuah mummi duyung setinggi 170 cm berusia 1.400 tahun. Ini merupakan salah satu mumi duyung tertua dan terbesar yang kini masih tersimpan di Jepang.

Dari bentuknya mummi duyung berpenampilan menyeramkan, berkepala besar, bundar, dan botak, hanya sejumput rambut yang tumbuh di depan kepala sampai ke hidungnya. Mata dan mulutnya tampak terbuka. Ia memiliki sepasang tangan dengan kuku yang tajam (20 cm).

Setengah tubuh bagian atas menyerupai manusia dan setengah bagian di bawah menyerupai ekor ikan. Namun, struktur tulangnya tidak diketahui pasti bagaimana bentuknya karena belum pernah diteliti.

Legenda mengenai duyung monster ini muncul pada masa Putra Mahkota Jepang Shotoku (Shotoku Taishi) di tahun 574-622 Masehi. Saat itu Shotoku berjalan melintas tepian Danau Biwa. Saat ia menyepi tiba-tiba muncul sesosok monster dari dalam danau yang berseru pada Shotoku bahwa ia adalah seorang nelayan yang dikutuk menjadi monster duyung bertubuh setengah orang setengah ikan, karena perbuatan di masa lalunya yang sering membunuh hewan untuk disantap.

Ia mengaku baru memahami kekeliruannya dan berharap agar ia menjadi peringatan bagi seluruh manusia agar tidak melakukan pembunuhan terhadap satwa. Pesan ini disampikan untuk dunia di masa depan. Karena itu monster tersebut minta agar ia (setelah mati nanti) dikeringkan dan ditempatkan disebuah kuil sebagai peringatan bagi umat manusia.

Setelah menyampaikan pesan-pesan itu monster duyung itu kemudian meninggal. Shotoku kemudian merenungkan ucapannya itu dan mengeringkan duyung tersebut menjadi mummi. Sesuai permintaan sang duyung, putra mahkota mendirikan sebuah kuil untuk mummi sang duyung.

Selama 1.400 tahun mummi ini berpindah-pindah tangan sampai akhirnya ditempatkan di Kuil Shinto di Fujinomiya hingga kini. Keberadaan mummi ini dihubungkan dengan kepercayaan yang berpantang membunuh satwa alias hidup ala vegetarian.

“Duyung-duyung” yang  NyataTidak diketahui pasti apakah legenda soal duyung berasal dari kisah nyata atau bukan. Namun berdasarkan telaah ilmiah di beberapa perairan yang di masa lalu duyung sering dikisahkan, justru memang dihuni hewan-hewan spesial.

Beberapa hewan spesial itu hingga kini masih hidup di perairan tawar atau asin. Hewan-hewan inilah yang sering disalahtafsirkan sebagai duyung. Mungkin karena kebiasaan hidupnya, bentuknya dan performanya yang memang mirip. Apalagi bila dilihat dari kejauhan.

Hewan-hewan ini dikenal sebagai “dugong“, “manatee” dan “sapi laut (sea cow)”. Ketiga spesies ini memiliki bentuk tubuh yang mirip, namun hidup di lingkungan perairan yang berbeda. Tergolong sebagai mamalia yang suka menyusui dan berjemur di batu karang dan tepi-tepi perairan, atau mengeluh dan bersuara lantang.

Dugong adalah mamalia laut pemakan tumbuhan. Bisa ditemukan di perairan dangkal kawasan pantai India, Pasifik Selatan (dari wilayah pantai timur Afrika sampai utara Australia), perairan pantai Papua, dan kepulauan lain di Pasifik. Dugong berwarna cokelat kelabu, tubuhnya sepanjang 2,7 meter dan mampu hidup sampai usia 70 tahun.
Manatee. Ada tiga jenis manatee yang sudah dikenal. Ada yang hidup di perairan Karibia dan sepanjang pantai tenggara Amerika Selatan.

Ada yang di sepanjang perairan pantai dan muara sungai Florida (AS), dan jenis ketiga yang hidup di perairan tawar sungai Amazon. Manatee ini ada yang hidup di air tawar dan air asin. Warna manatee kelabu, dengan ukuran panjang tubuh 4 meter.

MENULIS LAPORAN ILMIAH


MENULIS LAPORAN ILMIAH


Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).

Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.



2.      Laporan ilmiah

Macam-macam laporan ilmiah

Menurut Mukayat D. Brotowidjoyo1, Mukayat melihat bahwa informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat bermacam-macam. Walaupun demikian menurut Mukayat beberapa ahli mengemukakan untuk membagi macam-macam laporan tersebut.

1.      Laporan Periodis
Laporan yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan periodis.

2.       Laporan Kemajuan
Laporan yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.

3.      Laporan Hasil Uji
Laporan yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.

4.      Laporan Rekomendasi
Laporan yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat cara menaikkan efisiensinya.

5.      Laporan Penelitian
Laporan yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.

v  Ciri – ciri laporan ilmiah

Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:

·         Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku). 

·         Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.

·         Laporan disertakan dengan identifikasi masalah

·         Data yang lengkap sebagai pendukung laporan adanya kesimpulan dan saran

·         Laporan dibuat menarik dan juga interaktif



v  Persyaratan bagi pembuatan laporan

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut

·         Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya

·         Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta

·         Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum

·         Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)

·         Tulisan disusun dengan metode tertentu

·         Tulisan disusun menurut sistem tertentu

·         Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan.

v  Format laporan ilmiah
Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.
  2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.

Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :
Bagian awal

  1. halaman judul
  2. Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
  3. Halamn kata pengantar atau prakata
  4. Daftar isi
  5. Daftar tabel (jika ada)
  6. Daftar gambar (jika ada)
  7. Daftar lampiran (jika ada)

Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
  2. Rumusan masalah
  3. Tujuan penelitian
  4. Ruang lingkup
  5. Manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
  2. Kerangak teori
  3. Kerangka konsep
  4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)

BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN

  • Jenis penelitian
  • Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
  • Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
  • Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
  • Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
  • Lokasi dan waktu penelitian
  • Teknik pengumplan data.
  • Instrumen penelitian yang digunakan
  • Pengolahan dan Analisis data

Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :

BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI – RINGKASAN

Bagian Akhir

1. Daftar pustaka

2. Lampiran – lampiran;

·  Instrumen penelitian

·  Berbagai data sekunder yang diperlukan

·  Anggaran penelitian

·  Jadwal penelitian


SUMBER :

http://ilmucerdas.wordpress.com/profil/cara-penulisan-laporan-ilmiah/