PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS
PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS
KELAS SOSIAL
Kelas social adalah penjumlahan
kelas-kelas dalam masyarakat artinya semua orang dan keluarga yang sadar akan
kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum.
Menurut Gilbert dan Kahl ada 3 Variabel
yang mempengaruhi kelas social yaitu:
1. Variabel ekonomi.
Pekerjaan, pendapatan dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena apa yang
orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus
pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan, tetapi juga sangat penting dalam
menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga.
2. Variabel Interaksi.
Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi ialah inti dari kelas social.
a. Prestise adalah
sentiment di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu mengetahui bahwa hal
itu ada disana.
b. Asosiasi adalah
Variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari yang mereka kerjakan dengan
cara yang sama dan dengan siapa mereka merasa senang.
c. Sosialisasi adalah
proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan kebiasaan untuk
berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.
3. Variabel Politik.
Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas penting untuk mengerti aspek politik
dan sistem stratifikasi.
a. Kekuasaan adalah
potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang
lain
b. Kesadaran kelas
mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas social sadar akan diri
mereka sebagai suatu kelompok tersendiri dengan kepentingan politik.
c. Mobilitas adalah
konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau instabilitas system
stratifikasi.
STATUS SOSIAL
Kelas sosial timbul karena adanya
perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya
dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga
kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda
pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai
oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria.
Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar
Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Status social dapat dibedakan
menjadi dua macam menurut proses perkembangannya:
1. Status yang
diperoleh atas dasar keturunan . Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada
masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup.
2. Status yang
diperoleh atas dasar usaha yang disengaja, status ini dalam perolehannya
individu dan anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya sendiri
dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuannya sendiri.
PENGARUH KELAS DAN STATUS SOSIAL TERHADAP PEMEBLIAN
DAN KONSUMSI
Aspek hierarkis kelas sosial penting
bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk
ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih
tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena
mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih
rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk
mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini:
ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan
bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu
(kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan
anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke
atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang
disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang
adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang
untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu
sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota
kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan
simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang
lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk
segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial
begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang
akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih
tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada
ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi
yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan ukuran kelas
sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan
ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan
Mesir Kuno.
Gaya hidup dari lapisan atas akan
berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya
dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita
mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering
membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul
dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas
yang sama dengan kelas mereka.
Pola perilaku kelas social atas
dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya.
Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan
konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak
memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan
terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar